Mudik Asyik di Sistem Apik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Hessy Elviyah, S.S.

CemerlangMedia.Com — Mudik adalah salah satu tradisi masyarakat Indonesia.Kegiatan yang dilakukan oleh para urban atau perantau untuk pulang sebentar ke kampung halamannya merupakan hal yang rutin dilakukan saat musim liburan. Terlebih saat lebaran ini, kepadatan kendaraan bermotor memenuhi ruas sepanjang jalan, tak ayal, kemacetan menjadi hal yang lumrah terjadi.

Keruwetan jalanan menimbulkan masalah tersendiri sehingga menyebabkan perjalanan mudik tidak asyik, pasalnya waktu tempuh perjalanan menjadi panjang, tenaga maupun uang yang dihabiskan selama perjalanan menjadi terbuang sia-sia. Perjalanan untuk berkumpul bersama keluarga besar harus dilalui dengan pengorbanan yang begitu sukar.

Hal ini terbukti dengan banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi bahkan sampai merenggut nyawa. Munadi Herlambang, selaku Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja menyatakan bahwa sebanyak 5.894 kasus kecelakaan lalu lintas dengan 726 korban jiwa. (infografis.okezone.com, 2-5-2023).

Walaupun angka ini diklaim mengalami penurunan sebesar 25% dari tahun sebelumnya, namun tetap saja menjadi catatan hitam dalam keamanan pelayanan publik. Pasalnya, kasus ini terus berulang, tanpa ada penyelesaian. Pemangku kekuasaan seolah terjebak dalam situasi buntu dalam menangani kasus kecelakaan lalu lintas ini.

Berulangnya kasus menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk menyelesaikan kasus kecelakaan tidak efektif dan gagal. Penyebabnya adalah solusi yang dilakukan tidak menyentuh pada akar permasalahan yang sebenarnya, dalam hal ini terkesan seolah tindakan penyelesaiannya hanya solusi tambal sulam semata.

Misalnya upaya merekayasa lalu lintas melalui one way dan contra flow, menambah armada angkutan umum, dan memperbaiki sebagian kerusakan jalan, namun tetap saja hal ini tidak membuat kecelakaan lalu lintas saat mudik terhindari. Hal ini seharusnya membuat pemangku kekuasaan berbenah dan mengevaluasi setiap kebijakannya.

Bercermin pada setiap pengalaman yang ada, pihak penyelenggara negara seharusnya menyadari bahwa berkumpulnya para urban di kota-kota besar akibat tidak meratanya pembangunan ke daerah-daerah, hal ini merupakan bukti bahwa sistem kapitalis yang diterapkan tidak mampu menyejahterakan rakyat secara merata.

Selain itu, yang harus diperhatikan adalah infrastruktur yang memadai dan layak untuk keamanan jalan. Pengecekan kelayakan secara berkala, bukan justru dilakukan perbaikan pada waktu liburan yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas bertambah parah.

Faktor lainnya adalah pelayanan transportasi publik. Bukan hanya penambahan armada, namun juga kenyamanan dan kemudahan mendapatkan transportasi umum. Saat ini justru dikapitalisasi dengan menaikkan harga tiket, akibatnya calon penumpang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang notabene lebih mudah dan murah.

Terlebih, pendistribusian kendaraan pribadi yang tidak disiplin. Bukan rahasia, jika kepemilikan kendaraan pribadi melalui sistem kredit yang memudahkan untuk memilikinya, sekalipun sistem kredit tidak dibenarkan oleh Agama. Tidak dapat dipungkiri, sistem kapitalis menumbuhsuburkan ribawi. Kendaraan pribadi tidak hanya dipandang sebagai gaya hidup namun dijadikan kebutuhan hidup.

Inilah kapitalisme-sekularisme, sistem ini terbukti secara nyata hanya berpihak kepada kaum kapital atau pemilik modal semata, tanpa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Indonesia sebagai negara pasar, berbagai macam jenis kendaraan ada di negara ini, sehingga dalam kondisi masyarakat kapitalis, jenis dan banyaknya kendaraan pribadi yang dimiliki cenderung menentukan strata sosial.

Hal ini yang menjadikan kaum kapital menguasai negeri ini, bahkan menjadikan negara ini sebagai tempat pertarungan bisnisnya. Maka tak heran, kemacetan selalu terjadi, bahkan tidak hanya di saat musim liburan, namun di kota-kota besar jamak terjadi saat hari-hari efektif.

Kesemrawutan kehidupan manusia dengan sistem hidup yang tidak sesuai dengan fitrahnya selalu merugikan. Maka sudah selayaknya untuk menggantikan sistem hidup menjadi yang lebih baik. Sistem hidup yang telah teruji selama 13 abad membawa manusia ke arah peradaban yang mulia, yaitu sistem Islam.

Dalam sistem Islam, kehidupan manusia sejahtera. Kisah termasyhur kehidupan sejahtera terjadi pada kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, yaitu tidak ditemukannya orang yang layak mendapatkan zakat. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan di era ini merata, sehingga tidak perlu meninggalkan kampung halaman untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Kesejahteraan rakyat tercipta karena sistem yang apik akan membentuk kepemimpinan yang tangguh. Hal ini karena Islam memerintahkan para pemangku kekuasaan untuk bertanggungjawab terhadap rakyatnya sebagaimana hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sistem hidup warisan Rasulullah saw. ini akan membentuk karakter manusia dengan takwa kepada Allah Swt., maka tanggung jawab pemimpin untuk memberikan perlindungan dan pelayanan terhadap rakyatnya didasari oleh iman dan takwa kepada Allah. Oleh sebab itu, akses jalan yang merupakan sarana vital pembangunan senantiasa dijaga ketat oleh aparatur negara, karena jalan merupakan sarana yang menunjang pendidikan, ibadah dan muamalah.

Demikian pula dengan transportasi umum, negara memberikan pelayanan yang maksimal dengan cara memudahkan untuk mengaksesnya. Karena sejatinya negara ada untuk melayani rakyat, bukan untuk berbisnis dengan rakyatnya seperti yang terjadi di sistem kapitalis.

Penggunaan kendaraan pribadi yang melimpah seperti saat ini akan terpantau pendistribusiannya, mereka yang memiliki kendaraan pribadi hanya mereka yang mampu membelinya, bukan mereka yang memaksakan seperti membeli dengan cara ribawi.

Sungguh, Islam sempurna dengan segala aturannya, Maha Sempurna Allah yang memberikan petunjuk kepada manusia melalui Al-Qur’an untuk diterapkan di muka bumi secara kafah, sehingga untuk mudik yang asyik diperlukan sistem yang apik, sistem yang Allah perintahkan kepada umatnya, yaitu sistem Islam yang sempurna dan paripurna. Wallahua’lam. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *