TPPO Kini Menyasar Dunia Pendidikan, Apa Pemicunya?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Terungkap adanya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang melibatkan salah satu Politeknik di Sumbar. Korban merupakan mahasiswa dari politeknik tersebut dan yang paling mengejutkan ternyata pelakunya adalah dua orang mantan direktur politeknik tersebut. Korban diiming-imingi berupa program magang ke Jepang (pikiran-rakyat.com, 27-6-2023).

Sungguh miris kondisi dunia pendidikan saat ini. Adanya berita tersebut makin memperkuat bukti bahwa dunia pendidikan di tanah air memang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Dengan di tetapkannya G dan EH yang notabene merupakan mantan direktur di politeknik tersebut makin memperparah kenyataan yang ada. Apalagi mengingat para pelaku merupakan orang-orang yang berpendidikan dan sudah pasti memiliki gelar yang prestisius di bidangnya masing-masing.

Menelisik lebih jauh, tentu ada beberapa faktor penyebab mengapa seseorang yang terkategori punya pendidikan tinggi mampu menjadi pelaku kejahatan seperti TPPO ini, diantaranya adalah adanya kesempatan, ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya. Dari sekian banyak indikasi tersebut, faktor ekonomi menjadi penyebab utama yang bisa membuat orang sanggup berbuat kejahatan seperti TPPO. Lantas, mengapa faktor ekonomi justru menjadi pemicu terbesar seseorang menjadi pelaku TPPO?

Ternyata ini erat kaitannya dengan sistem yang dianut oleh umat saat ini yaitu kapitalisme sekuler. Sistem yang hanya berasaskan materi dan pemisahan agama dari kehidupan. Jadi jelas, motivasi para pelaku adalah materi, yaitu bagaimana supaya bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya sekalipun dengan cara-cara yang tidak baik dan cenderung merugikan orang banyak.

Pada sistem ini, halal dan haram bukan tolok ukur suatu perbuatan. Setiap orang akan cenderung berlebih-lebihan dan berperilaku melampaui batas dalam memenuhi kebutuhannya. Belum lagi tuntutan gaya hidup elit dengan budaya konsumtif sudah mewarnai masyarakat, apalagi yang bermukim di kota- kota besar. Bisa dipastikan semua orang berkeinginan bisa menikmati kemewahan hidup tanpa perlu adanya perjuangan lebih. Secara otomatis, menempuh jalur cepat demi mendapatkan kenikmatan hidup akan menjadi pilihan walaupun harus menghalalkan segala cara salah satunya menjadi pelaku TPPO.

Seperti diketahui bersama, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya kasus TPPO adalah dengan memberikan sosialisasi ataupun seminar umum mengenai perdagangan orang kepada masyarakat. Tujuannya agar menambah pengetahuan dasar yang harus diperhatikan dan dipedulikan terkait TPPO tersebut. Adanya hukuman pidana bagi pelaku yaitu penjara paling sedikit satu tahun dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit empat puluh juta rupiah.

Namun, realitanya, semua upaya-upaya tersebut belum mampu menjadi solusi untuk problem yang terjadi. Hukuman penjara atau denda dengan sejumlah uang pun belum efektif mengatasi kasus-kasus yang muncul bahkan sama sekali tidak menimbulkan efek jera, karena sejatinya aturan atau hukum yang ada pada sistem kapitalisme adalah buatan manusia dan itu sesuatu yang mustahil akan mampu mengatasi problematika umat.

Pada titik inilah umat semestinya menyadari bahwa untuk mengatasi dan mengatur seluruh permasalahan kehidupan manusia dibutuhkan adanya sistem yang mampu menjadi solusi hakiki. Dan sistem itu adalah Islam, karena Islam adalah sistem yang sempurna dan lengkap meliputi semua lini kehidupan untuk seluruh permasalahan dan pada setiap kondisi di semua tempat dan zaman. Islam merupakan sistem hidup dan kehidupan yang integratif dan komprehensif. Hanya sistem Islam-lah yang mampu mengurus segala tata peraturan yang ada di dunia maupun akhirat dengan sangat konkret, karena seluruh aturan dan hukum di dalam Islam berasal dari Allah Sang Khaliq dan sudah barang tentu, Sang Pencipta jauh lebih paham akan kondisi ciptaan-Nya. Wallahu a’lam. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *