Al-Qur’an Dibakar Lagi, Kecaman Bisakah Jadi Solusi?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Hari raya Iduladha yang semestinya disambut dengan meriah ditambah penyembelihan hewan kurban harus ternodai dengan pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang pria di luar masjid di Stockholm, Swedia. Aksi pembakaran ini menyulut amarah dan menyakiti umat Islam di dunia Islam. Kecaman demi kecaman dikeluarkan oleh berbagai negara di dunia Islam (29-06-2023).

Aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an seperti di atas sudah berulang kali terjadi, tetapi tidak ada penindakan yang jelas terhadap pelaku pembakaran. Bahkan awal tahun lalu, di wilayah yang sama juga pernah terjadi aksi serupa. Namun, sayang, pelaku tidak mendapatkan hukuman yang tegas. Atas dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi, tindakan semacam ini dibiarkan meskipun telah menyakiti jutaan hati umat Islam.

Maraknya aksi penistaan agama di alam demokrasi ini menjadi sesuatu yang wajar sebab negara-negara demokrasi menjadikan kebebasan berekspresi dan berpendapat menjadi suatu hal yang sangat mendasar. Namun, prinsip kebebasan ini hanya berlaku bagi mereka yang pro demokrasi dan bukan kepada Islam. Jika umat Islam yang melakukan penodaan terhadap agama selainnya, maka dunia internasional akan menyuarakan radikalisme dan terorisme secara serentak. Seolah-olah hanya Islam saja yang radikal sedangkan yang lainnya tidak.

Berbeda dengan Islam yang tidak mengenal kebebasan. Islam menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia harus terikat dengan aturan Allah Swt. dan setiap perbuatan akan ada pertanggungjawaban. Islam juga tidak memperbolehkan umatnya untuk menghina agama lain. Allah Swt. di dalam Al-Qur’an al-Karim memerintahkan umat Islam untuk tidak memaki sesembahan-sesembahan agama lain agar mereka juga tidak memaki Allah Swt. Nabi Muhammad saw. dan ajaran Islam.

Namun, untuk merespon penistaan terhadap agama tidak cukup dengan kecaman. Khalifah Abdul Hamid pernah mengancam Prancis yang mengelar teater yang melecehkan Rasulullah saw. dengan ancaman akan menghancurkan wilayah Prancis jika tidak menghentikan teater tersebut.

Oleh karena itu, untuk menghentikan aksi penistaan agama dibutuhkan ketegasan seorang pemimpin yang punya kekuatan dan kekuasaan sehingga dengan lantang dan berani ia akan menjaga agama ini. Pemimpin seperti ini hanya terwujud dalam sistem pemerintahan Islam yang menerapkan aturan Allah Swt..

Purwanti
Kisaran, Sumatera Utara [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *