CemerlangMedia.Com — Setelah sekian purnama Indonesia terlepas dari penjajahan Jepang, kini Jepang akan kembali ke tanah air. Tentu saja Jepang tidak kembali dengan cara penjajahannya yang lama, tetapi dengan ide dan cara yang berbeda.
Setelah gol dengan proyek terowongan tol di Padang, kabarnya, Jepang akan membawa mesin bor raksasa untuk melubangi Bukit Barisan. Mega proyek tersebut berada tepat di daerah Payakumbuh dengan panjang 8,95 km dan dana sekitar Rp9 triliun (7-9-2023).
Perlu diketahui, angka 9 triliun itu hanya untuk terowongannya saja. Menurut berita yang beredar, total biaya pembangunan tol berikut terowongan mencapai Rp100 triliun lebih. Angka yang sangat fantastis bukan?
Mega proyek tersebut rencananya akan dikerjakan oleh JICA yaitu sebuah badan bantuan pembangunan luar negeri (ODA) yang merupakan lembaga resmi milik pemerintah Jepang. Lembaga tersebut menyediakan bantuan keuangan dan bantuan teknis bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk berbagai sektor. Dalam hal ini, salah satunya berasal dari sebuah perusahaan Jepang yang tergabung dalam konsorsium JJC corporation. Pihak mereka mengungkapkan keinginannya untuk dapat terlibat dalam mega proyek yang bernilai fantastis tersebut. Rupanya selain Jepang, ada juga Bank Exim yang berasal dari Amerika serikat menyatakan kesanggupannya dalam memberikan pendanaan jangka panjang.
Betapa berambisinya negara-negara super power menguasai tanah air. Berbagai cara mereka lakukan untuk dapat menancapkan cengkeramannya di Indonesia. Seharusnya hal ini menjadi evaluasi bagi pemerintah agar tidak gegabah dalam menjaring investor-investor dari perusahaan luar negeri. Yang namanya utang, enaknya di awal saja, setelahnya, rakyat jualah yang akan dibuat susah atas setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sudah banyak buktinya bahwa keberadaan investor asing dan kroninya di sebuah negara berkembang, tujuannya tiada lain adalah untuk memonopoli semua sektor demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Kondisi tersebut makin diperparah dengan bercokolnya sistem kapitalisme di tengah-tengah masyarakat. Barat sejauh ini sudah berhasil mempropagandakan ide-ide dan sistem kufurnya ke berbagai belahan dunia. Yang sangat berbahaya dari sistem ini adalah pemerintah cenderung tunduk kepada para kapitalis asing sehingga bersedia mengeluarkan kebijakan yang dapat menguntungkan para kapitalis tersebut. Pemerintah seolah tidak peduli jika kebijakan yang diambil justru menyengsarakan rakyat. Betapa berbahayanya paham kapitalisme ini jika terus dibiarkan eksis dan menguasai dunia.
Sementara di dalam Islam, tugas negara hanyalah sebagai pengatur manfaat. Seluruh kekayaan di dalam Islam telah ditetapkan kepemilikannya oleh Allah Swt. bagi kaum muslim sehingga kekayaan tersebut menjadi milik umum. Individu boleh mengambil manfaat dari kekayaan tersebut, tetapi tidak untuk memilikinya secara pribadi.
Ada tiga perkara yang tidak boleh dimiliki atau dikuasai oleh individu, kelompok, ataupun negara, yaitu padang rumput, air, dan api. Dalam hal ini, negara hanya bertugas sebagai wakil masyarakat dalam mengatur pemanfaatannya sehingga seluruh masyarakat bisa mengakses dan mendapatkan manfaat secara adil dan merata dari harta-harta milik umum tersebut.
Untuk itu, di dalam sistem Islam negara tidak akan membiarkan kekayaan alam yang berupa kepemilikan umum dikelola oleh para investor sekalipun investor lokal apalagi asing. Negara akan menjamin keamanan terkait harta yang bersifat kepemilikan umum dari tangan-tangan asing yang ingin menguasainya baik secara pribadi maupun kelompok. Negara akan memastikan bahwa seluruh rakyat menikmati dan menerima manfaat dari pengelolaan harta tersebut. Islam sedemikian sempurna dengan segala aturannya karena bersumber langsung dari Sang Khalik Allah Swt. Sang Pemilik kehidupan. Sudah seharusnya umat menerapkan kembali aturan Islam secara menyeluruh karena hanya Islam-lah solusi terbaik untuk seluruh problematika manusia sejak dahulu, kini, bahkan nanti. Wallahu a’lam
Rina Herlina
Payakumbuh Sumbar [CM/NA]