Ketimpangan Infrastruktur Pendidikan, Ada Apa?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Presiden Joko Widodo menegur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi Nadiem Makarim terkait ketimpangan infrastruktur pendidikan. Hal tersebut ditemukan dari hasil kunjungannya ke berbagai daerah, terdapat gap yang terlalu lebar antara kabupaten dan kota. Hal ini disampaikannya pada saat Peringatan Hari Guru dan HUT PGRI ke-78 di Jakarta, Sabtu (25-11-2023) (Cnnindonesia, 25-11-2023).

Hal ini sebenarnya bukanlah masalah yang baru. Kita pernah mendengar gedung kelas yang hampir roboh, sekolah yang berlantaikan tanah, fasilitas dan peralatan sekolah yang minim, dan sederet masalah kekurangan infrastruktur lainnya. Masalah seperti ini sering kita temui di sekolah yang berada di daerah 3 T (terdepan, terluar, dan terpinggirkan). Siswa rela belajar dengan fasilitas seadanya. Bagi mereka, yang penting bisa bersekolah. Tak jarang, mereka pun mampu berprestasi.

Sangat berbeda dengan sekolah di perkotaan. Fasilitas yang memadai menjadi salah satu alternatif pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Biaya pendidikan yang mahal terkadang tidak menjadi alasan bagi orang tua, terpenting si anak bersekolah dengan fasilitas yang bagus.

Nuansa kapitalisasi pendidikan makin sangat nyata kita rasakan, terutama di sekolah swasta. Banyak sekolah swasta menawarkan infrastuktur pendidikan dan fasilitas yang lebih menggiurkan. Hanya orang tua yang berkocek tebal saja yang mampu menyekolahkan anaknya, sedangkan orang tua yang berpendapatan minim hanya bisa gigit jari melihat realita yang ada.

Sejatinya, pendidikan merupakan hak bagi semua rakyat. Baik yang ada di perkotaan maupun pedesaan. Tentu sangat tidak layak membeda-bedakan infrastruktur pendidikan. Negara semestinya menyediakan infrastruktur pendidikan yang memadai di semua jenjang sekolah dan semua wilayah.

Negara seharusnya berfungsi sebagai raain (pengatur urusan umat) termasuk dalam hal pendidikan, yakni menyediakan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat, memastikan penyediaan infrastruktur secara layak dan didukung oleh teknologi terkini, serta menjadikan kepribadian Islam sebagai tujuan pendidikan. Ini semua akan mudah terealisasi ketika Islam kafah diterapkan secara sempurna dalam kehidupan.

Sejarah telah membuktikan pada saat Islam berjaya, nonmuslim juga ikut belajar di universitas muslim. Mereka bisa menikmati fasilitas, sama seperti yang lainnya. Saat itu juga, banyak muncul para ilmuwan muslim seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dll.. Semua itu merupakan hasil dari peradaban yang menjadikan wahyu Allah sebagai asasnya. Wallahu a’lam bisshawab.

Putri Ira [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *