Nyawa Melayang di Tengah Kejutan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

“Dalam Islam, pendidikan benar-benar diperhatikan dan harus dibangun berasaskan pada akidah Islam sehingga dalam kurikulum pendidikan Islam akan diajarkan bagaimana menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.”


CemerlangMedia.Com — Kejutan ultah sudah menjadi tradisi di kalangan remaja, bahkan masyarakat luas. Hal itu dianggap sebagai sebuah keistimewaan, apalagi dilakukan di hari spesial dan oleh orang-orang terdekat, baik oleh keluarga, kerabat, maupun sahabat.

Namun mirisnya, tren kejutan ultah makin hari makin di luar nalar, tanpa berpikir akibat setelahnya yang bahkan sampai merenggut nyawa. Sebagaimana dilansir tempo (10-7-2024), Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berinisial FN (18) meninggal dunia akibat tersengat listrik.

Kejadian tersebut bermula setelah teman-temannya mengetahui hari lahirnya, kemudian membuat rencana untuk merayakan dengan melempari tepung dan melemparkannya ke kolam. Namun nahas, ketika ingin keluar dari kolam, FN justru menginjak pipa yang berisi kabel beraliran listrik.

Pihak sekolah melalui Kepala Sekolah SMAN 1 Cawas, Jawa Tengah, Arik Sulityorini menyampaikan bahwa harus ada pembenahan total dan perbaikan kolam. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PLN untuk membenahi jaringan listrik. Selain itu juga, sekolah akan memperketat pengamanan pagar kolam dan memasang rambu-rambu yang tertulis (Solopos, 10-7-2024).

Solusi yang canangkan pihak sekolah mungkin akan berhasil menghentikan tren atau budaya serupa di sekolah. Akan tetapi, sangat besar kemungkinan tetap akan dilakukan di luar sekolah dan bisa jadi dengan kejutan yang berbeda. Sebab sejatinya, tren pemberian kejutan di saat ulang tahun benar-benar sudah mengakar di masyarakat, terutama remaja.

Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa generasi muda sedang tidak baik-baik saja. Kondisi ini seharusnya menjadi alarm bahwa pendidikan hari ini butuh dibenahi. Sebab, nyatanya banyak menghasilkan generasi yang hanya gemar dengan acara unfaedah, hiburan, bersenang-senang, dan jauh dari produktif.

Perilaku remaja sering kali spontan dan tanpa disertai pemikiran mendalam. Ini karena ketidakpahaman atas kaidah berpikir dan beramal, serta tidak kesadaran akan adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan sehingga abainya atas risiko yang mungkin terjadi.

Inilah hasil liberalisasi pendidikan di negeri ini. Pendidikan yang disetir oleh kebebasan berpikir dan pemisahan agama dari kehidupan akhirnya menghasilkan generasi yang mudah meniru. Bahkan, merasa bangga ketika mengadopsi budaya-budaya Barat, seperti kejutan ultah atau yang lainnya.

Sering bergantinya kurikulum juga menjadi bukti arah pendidikan terkesan plin-plan dan tanpa arah yang jelas. Hal tersebut berakibat pada kurang optimalnya pembentukan karakter siswa. Karakter kuat dan berkepribadian tangguh serta mampu berpikir panjang seolah hanya isapan jempol.

Sementara di dalam Islam, pendidikan benar-benar diperhatikan dan harus dibangun berasaskan pada akidah Islam sehingga dalam kurikulum pendidikan Islam akan diajarkan sejak dini, bagaimana menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Selain itu juga, kurikulum Islam akan membentuk anak-anak yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami, tidak mudah meniru budaya asing, dan bangga menerapkan syariat Islam.

Hal ini menjadikan mereka mampu berpikir panjang (mendalam), bahkan cemerlang. Mereka pun akan memilih aktivitas atau amalan-amalan yang sesuai hukum syariat, bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak, mana yang berujung dosa dan pahala. Mereka juga paham bahwa ultah adalah budaya asing yang tidak boleh ditiru, apalagi diiringi dengan “prank” atau kejutan-kejutan yang berbahaya.

Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Dalil di atas menunjukkan larangan untuk meniru budaya asing dari kaum kafir. Oleh karena itu, remaja harus dididik sejak dini dan dipahamkan dari hal-hal demikian. Namun, hal itu hanya bisa terwujud ketika sistem pendidikannya adalah sistem Islam. Wallahu a’lam bisshawwab.

Anita Ummu Taqillah
(Komunitas Menulis Setajam Pena) [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *