CemerlangMedia.Com — P4l3stin4 meronta. Bangunan hancur menimbun puluhan ribu jiwa. Korban berjatuhan tidak pandang usia. Bayi baru lahir hingga para lansia. Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Isr*el mencapai 29.313 jiwa dan korban luka 69. 333 orang (katadata.co.id, 22-02-2024).
Sejarah mencatat serangan Isr*el ke Gaza sebagai serangan paling biadab. Euro-Med melaporkan pada Kamis (4-1-2024) media Isr*el mengakui menjatuhkan 10.000 bom di Jalur Gaza sejak awal agresi. Serangan brutal si anak emas Paman Sam ini membuat puluhan ribu warga Gaza terpaksa angkat kaki dari kampung halaman mereka.
Sementara itu, pengungsian di Rafah yang berbatasan dengan Mesir bukanlah ‘garis finish’ bagi warga Gaza untuk menyelamatkan jiwa mereka. Isr*el kembali menjatuhkan bom dan menembaki warga yang hendak mengambil bantuan pangan.
Serangan bertubi-tubi tersebut menjadikan bahan pangan di Gaza langka sehingga wabah kelaparan tidak terelakkan. Warga P4l3stin4 terpaksa memakan pakan binatang. Bayi-bayi mereka menangis kelaparan karena tidak ada ASI dan susu yang cukup. Sebuah video dari telegram resmi Kataib ‘Izzuddin Al Qossam menunjukkan seorang ibu di Gaza memberikan tamr yang dibungkus dengan kain kemudian diletakkan di mulut bayinya. Sungguh pemandangan yang mengiris hati.
Akan tetapi, pemandangan pilu ini rasanya tidak mengetuk keberanian para pemimpin negeri muslim. Para pemimpin negeri muslim hanya bisa memberikan solusi klasik yang terbukti tidak sakti. Mereka hanya mengutuk, berdiplomasi agar dilakukan gencatan senjata dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Sungguh, sikap pemimpin negeri-negeri Islam saat ini bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan sikap Sultan Abdul Hamid II. Salah seorang Khalifah Bani Utsmani yang menaungi kaum muslimin di 2/3 dunia. Sang khalifah pernah mengancam akan menyerang Perancis jika tetap menggelar pertunjukkan teater yang merendahkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam. Alhasil, nyali Perancis pun menciut dan menggagalkan pertunjukkan teater tersebut.
Tidak hanya itu, Sultan Abdul Hamid juga pernah membuat Theodore Hertzl gigit jari. Seorang Yahudi yang ingin membeli tanah P4l3stin4, tetapi ditentang oleh Sultan Abdul Hamid II. Sultan dengan gagah berani mengatakan tidak akan menjual tanah P4l3stin4 selamanya dan Theodore Hertzl pun pulang dengan tangan hampa.
Begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin Islam. Sikap tersebut adalah pancaran dari rasa taat dan takutnya kepada Allah Al-‘Aziiz. Ia menyadari bahwa di balik kursi kepemimpinan yang diduduki ada amanah dan tanggung jawab agung terhadap umat Islam, umat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam. Wallahu a’lam bishawwab.
Ummu Arrosyidah [CM/NA]