“Sejatinya, ikatan akidahlah yang menyatukan muslim sedunia sehingga bersegera menolong pengungsi Rohingya, tanpa memandang asal wilayah dan suku bangsa. Ya, satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan pengungsi adalah bersatunya umat dalam ikatan akidah Islam sehingga terbentuk junnah yang akan menjaga dan melindungi kaum muslim dari kekejian para penguasa yang zalim.”
CemerlangMedia.Com — Pada 20 Juni ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Pengungsi Sedunia. Di Indonesia tercatat, jumlah pengungsi Rohingya meningkat dalam beberapa bulan terakhir. PBB menyerukan kepada komunitas internasional agar lebih banyak dukungan bagi muslim Rohingya (20-6-2024).
Di tengah peringatan Hari Pengungsi Sedunia, kondisi pengungsi muslim Rohingya maupun dari negara lain hingga kini makin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, nasib mereka terkatung-katung, tanpa mendapatkan hak dasar, baik tempat tinggal yang layak, layanan kesehatan, maupun pendidikan, dengan alasan bukan warga negara.
Masyarakat dunia pun hanya diam membisu. Tidak sedikit negara-negara tetangga menolak kehadiran para pengungsi. Kalaupun ada yang bersedia menampung, hanya sekadarnya saja.
Di sisi lain, mereka pun tidak bisa kembali ke negara asalnya, yaitu Myanmar. Junta militer telah memperingatkan muslim Rohingya agar keluar dari negara tersebut. Jika tidak, hidup mereka terancam di-genosida.
Nyatalah, peringatan Hari Pengungsi Sedunia hanya seremonial belaka, tanpa aksi nyata dengan membantu dan memberi hak hidup yang aman dan nyaman, padahal para pengungsi juga manusia. Mereka berhak mendapatkan hak dasar sebagaimana manusia lainnya.
Nasib pengungsi Rohingya maupun yang berasal dari negara lain, selamanya tidak akan pernah berubah selama sekat nasionalisme dalam bentuk negara bangsa masih membelenggu. Nasionalisme telah mengubur ukhuah islamiah dan menghalangi negara-negara muslim untuk bergerak menolong saudaranya sesama muslim.
Demikian pun dengan lembaga dunia seperti UNHCR di bawah payung PBB yang fokus menyelesaikan masalah pengungsi, faktanya telah gagal. Banyaknya kaum muslim yang menjadi pengungsi, tidak terkecuali warga Pal3stina sebagai konsekuensi dari tidak adanya junnah/perisai yang melindungi umat Islam.
Sejatinya, ikatan akidahlah yang seharusnya menyatukan muslim sedunia untuk segera menolong pengungsi Rohingya, tanpa memandang asal wilayah dan suku bangsa. Ya, satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan pengungsi, umat Islam harus bersatu dalam ikatan akidah Islam sehingga terbentuk junnah (pelindung) yang akan menjaga dan melindungi kaum muslim dari kekejian para penguasa yang zalim, junta militer Myanmar dan Zi*nis Isra3l, misalnya.
Nining Sarimanah
Bandung [CM/NA]