“Sistem Islam memberikan kemaslahatan, tidak hanya bagi umat Islam saja, tetapi juga umat lainnya. Dengan adanya individu yang bertakwa, maka manusia akan menjadi pribadi yang taat dan beriman. Dia akan selalu berada dalam koridor syariat ketika melaksanakan suatu perbuatan.”
CemerlangMedia.Com — Belum lama ini, masyarakat dikejutkan dengan adanya kabar seorang siswa berinisial FN (18) meninggal dunia usai diberi kejutan oleh teman-temannya. Siswa SMA N 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu merupakan ketua OSIS dan diduga meninggal karena tersengat aliran listrik setelah diceburkan ke kolam sekolah (10-7-2024).
Tidak terjadi kali ini saja, video viral dari akun Tiktok juga pernah menayangkan para pemuda memberikan kejutan kepada temannya yang sedang berulang tahun. Sebuah kejutan berubah menjadi malapetaka ketika api lilin menyambar balon gas. Meskipun tidak sampai hilang nyawa, tetapi kerugian secara materi tidak sedikit serta menimbulkan korban luka dan harus dirawat di rumah sakit.
Budaya perayaan ulang tahun masih menjadi tren di berbagai kalangan usia. Dengan adanya kejutan-kejutan dari sahabat, saudara, orang yang paling dikasihi, ataupun orang tua menjadi hal yang lumrah. Akan tetapi, sebagai orang muslim, tidak pernah dicontohkan tentang perayaan ulang tahun, apalagi kejutan yang membahayakan, bahkan sampai hilang nyawa.
Hal ini menggambarkan bahwa buah pendidikan kapitalisme sekuler yang dielu-elukan telah gagal dalam menciptakan generasi unggul dan berilmu. Keberadaan akhlak, moral, dan tingkah laku generasi telah lepas kontrol sehingga banyak terjadi, yang pintar, pandai, sukses secara materi, tetapi lemah moral dan akhlak.
Kemajuan teknologi berperan banyak terhadap tingkah laku generasi. Ya, akses informasi yang begitu mudah dan tidak ada filter, memudahkan para penggunanya dalam mengakses segala sesuatu tanpa batas.
Alih-alih generasi menjadi cerdas karena teknologi, justru akibat buruk makin tampak di depan mata. Berbagai tindak kejahatan yang ada di lingkungan sekitar, bahkan pemberitaan yang ada di berbagai media sosial sebagai sinyal bahwa pesatnya perkembangan teknologi berbarengan pula dengan rusaknya generasi.
Sungguh ironi, teknologi bagai racun bagi generasi. Ketika generasi menjadikan tontonan sebagai role mode, mereka akan meniru tanpa berpikir akan akibat yang ditimbulkan. Ini hanyalah salah satu dari bentuk kerusakan akibat kehidupan yang tidak diatur sistem Islam.
Sistem Islam memberikan kemaslahatan, tidak hanya bagi umat Islam saja, tetapi juga umat lainnya. Dengan adanya individu yang bertakwa, maka manusia akan menjadi pribadi yang taat dan beriman. Dia akan selalu berada dalam koridor syariat ketika melaksanakan suatu perbuatan.
Adanya kontrol masyarakat, yakni amar makruf nahi mungkar, saling mengingatkan, saling menasihati dalam kebaikan, serta tidak individualis menjadi benteng bagi generasi. Tidak kalah penting adalah peran negara dalam menerapkan aturan Allah sehingga generasi cerdas dan berakhlak Islam seperti yang didambakan bisa terwujud.
Umi Salamah
Sleman, DIY [CM/NA]