CemerlangMedia.Com — Menurut Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek Pusprita Putri Utami, kasus perundungan dan kekerasan lainnya di sekolah sudah sangat memprihatinkan. Hasil Assessment Nasional Kemendikbudristek menyatakan, terdapat 36,31% atau satu dari tiga peserta didik (siswa) di Indonesia berpotensi mengalami bullying atau perundungan (20-10-2023 ).
Kasus bullying yang terus marak tidak hanya membuat resah orang tua dan pihak sekolah. Akan tetapi hampir seluruh elemen bangsa merasakan hal yang sama. Berbagai upaya sudah dilakukan, mulai membuat aturan sampai satgas khusus untuk menyelesaikannya. Kasus bullying bukan selesai, tetapi makin parah. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan bullying tidak bisa diselesaikan secara personal atau sekadarnya. Perlu sebuah pendalaman masalah yang jernih supaya menghasilkan solusi tuntas dan terbaik.
Bila kita perhatikan, kasus bullying bukanlah kasus yang terjadi tanpa ada penyebabnya. Semua itu karena penerapan sistem kapitalisme di negeri ini, yakni sebuah sistem dari Barat yang berprinsip bahwa semua aturan yang berlaku berasal dari buatan manusia sehingga tidak mau tunduk pada aturan Allah. Padahal aturan yang berasal dari akal manusia adalah lemah dan terbatas, tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, justru menimbulkan keruwetan dan kesempitan hidup.
Maka sudah selayaknya kita kembali kepada syariat Islam yang berasal dari Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta sehingga bisa menyelesaikan masalah secara tuntas. Sejarah panjang kaum muslimin ketika Islam diterapkan secara kafah menghasilkan generasi emas dan terbaik. Imam Syafi’i yang sudah didengar fatwanya bahkan sebelum baligh. Muhammad Al Fatih, yang masih berusia 21 tahun ketika menaklukkan Konstantinopel. Umar bin Abdul Aziz yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya hanya dalam dua tahun pemerintahannya. Masihkah kita ragu dan malu-malu untuk mengambil syariat Islam guna mengatur kehidupan bernegara?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS Taha 20: 124).
Dini Hidayati
Surabaya [CM/NA]