Berhala ala Modern

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Yulweri Vovi Safitria
(Managing Editor Cemerlang Media.Com)

“Kita adalah kaum muslim. Cukuplah Allah Subhanahu wa Taala sebagai Tuhan kita. Tuhan yang bukan hanya disembah dalam ibadah ritual, tetapi juga kita taati dalam segala hal.


CemerlangMedia.Com — Sobat, siapa nih yang punya idola? Hari ini, gak punya idola, tentu akan dianggap gak gaul, norak, dan lain-lain.

Biasanya nih, seseorang yang mencintai idolanya akan melakukan apa saja untuk sang idola. Bener, gak? Apalagi di zaman yang serba canggih seperti saat ini, semua orang, mulai anak-anak hingga orang tua sudah melek teknologi. Jika ingin tahu aktivitas sang idola juga gampang banget. Follow aja akun medsosnya, menjamur segala kegiatan mereka.

Bahkan, bukan hal mustahil bisa saling berbalas komentar di akun medsosnya. Terlepas dari sang idola sendiri yang pegang medsosnya atau adminnya, itu gak jadi soal. Udah happy banget tuh berbalas komentar!

Medsos pun akhirnya berhasil melahirkan fans garis keras untuk sosok yang didesain menjadi idola. Setiap detik kegiatan idola tidak lepas dari pantauan para fans.

Tanpa sadar, kita lebih dekat dengan idola daripada Rabb, Allah Subhanahu wa Taala, Zat yang seharusnya kita sembah. Kalau sudah begini, idola tak ubahnya seperti berhala-berhala yang disembah pada masa jahiliah. Ih ngeri, ya!

Dahulu Patung, Sekarang Artis

Fenomena ‘menuhankan idola’ merupakan sebuah fakta yang tidak bisa dibantah. Kitanya aja yang telat menyadari atau gak sadar sama sekali.

Saat ini, gampang banget bagi para remaja untuk menambatkan hatinya pada artis idola. Biasanya nih, ya, gak jauh-jauh dari cantik, ganteng, tajir melintir, rumah gedongan, bisnis di mana-mana, intinya, gak jauh-jauh dari cuan.

Ironisnya, demi sang idola, para fansnya ini rela melakukan apa saja. Tidak peduli benar atau salah menurut norma, apalagi halal atau haram menurut agama (baca:Islam), libas aja, yang penting happy dan gak ngerugiiin orang lain. Begitu alasan anak muda zaman sekarang.

Mungkin pernah mendengar kalimat, lebih kurang begini, “Gak apa-apa deh, bapak gue mati, yang penting bisa bareng dengan Jungkook.” Ngeri, gak, tuh? Ngeri banget, ya. Nauzubillahi minzalik.

Lebih mirisnya lagi ketika idola diopinikan sebagai seorang muslimah yang taat, ibunya berkerudung, namanya islami, pintar mengaji, lalu dianggap hebat karena bisa memenangkan kontes kecantikan skala internasional. Seolah-olah ia representasi umat Islam yang patut untuk diikuti, ditiru, dan dicontoh, apa pun gelagatnya.

Begitulah zaman kita hari ini. Kemaksiatan dibungkus dengan “baju” Islam. Semua serba abu-abu, di satu sisi tampak islami, di sisi lain menabrak rambu-rambu Ilahi, seperti misalnya berpakaian, tetapi hakikatnya telanjang.

Ya, emang sih, tertutup rapat, tetapi setiap lekuk tubuhnya terlihat nyata. Atau misalnya interaksi dengan lawan jenis yang kebablasan. Alasannya sih, gak bersentuhan, padahal bertatapan, berdua-duaan, campur baur, atau ketawa-ketiwi, tanpa peduli lagi dengan kehormatannya sebagai muslimah.

Atau mungkin pernah dengar prewedding syari’i? Yang konon katanya dianggap sebuah kemajuan karena gak bersentuhan fisik, tetapi tetap romantis saat prewedding. Apakah yang seperti ini layak jadi panutan? Tentu tidak, ya, Sobat!

Remaja Krisis Idola

Idola adalah sosok yang sangat dikagumi, disenangi, bahkan dicintai. Seseorang pasti ingin selalu dekat dan bersama idolanya. Ia akan meniru perilaku sang idola dan berharap menjadi seperti idolanya.

Namun, Sobat, tahu gak, jika idola itu diciptakan untuk kesenangan dunia. Ah, masa, sih? Mari kita cek and ricek!

Dahulu, ketika ditanya cita-citanya, anak-anak atau remaja akan menjawab ingin menjadi guru, dokter, polisi, tentara. Namun hari ini, semua telah bergeser. Banyak di antara anak-anak/remaja yang bercita-cita menjadi tiktoker, selebgram, youtuber atau apa pun itu, yang penting banyak cuan. Ya, gak?

Kita tidak bisa menutup mata melihat fakta hari ini. Gaji guru lebih kecil daripada gaji artis. Para artis disambut bak pahlawan, dielu-elukan, bahkan para pejabat pun turun tangan.

Deretan penghargaan akan diberikan kepada para artis, mulai dari duta narkoba, padahal ia pernah tersandung kasus narkoba, duta petani, duta anti kekerasan, dan sederet duta lainnya yang sesungguhnya bukanlah sesuatu yang urgen. Ya, masih banyak orang-orang atau tokoh yang sepatutnya mendapatkan penghargaan dan apresiasi karena dedikasi dan prestasi.

Saat ini, masih banyak guru yang berdiri di kelas dengan gaji yang pas-pasan, bahkan dibayar setengah hati, meski pengabdiannya sepenuh hati. Pun sekolah, guru dan siswa harus rela hanya beralaskan tanah dan atap yang hampir roboh. Belum lagi perjuangan menuju sekolah, menantang maut, Sob. Ini realita, Sobat, bukan rekayasa.

Oleh karena itu, tidak heran jika para remaja larut dan terbuai dengan gemerlap dunia artis yang serba hura-hura dan asyik bergoyang. Mereka sibuk dengan dunianya dan makin jauh dari Tuhannya.

Sudah saatnya kita bangun dari tidur panjang dan melihat fakta bahwa ada bahaya yang sedang mengintai kita dan seluruh anak bangsa. Lantas, sejauh mana kita boleh kagum terhadap orang lain. Yuk, cekidot!

Kagum terhadap Orang Lain

Kita harus ingat, dunia ini fana, dunia ini akan binasa, begitu pula dengan mereka dan kita. Lantas, apa yang akan kita bawa untuk menghadap-Nya? Apa yang akan kita banggakan di hadapan-Nya jika dunia ini tujuan kita? Apa modal yang akan kita bawa untuk sampai di keabadian yang membahagiakan? Please, mari kita pikirkan bersama.

Sebagai seorang muslim, tidak semestinya kita turut larut dalam euforia ala Barat yang menjadikan manusia sebagai tuhan tandingan. Bahkan, mereka lebih patuh kepada manusia daripada Tuhan itu sendiri. Naudzubillah!

Memangnya, gak boleh ya, kagum terhadap orang lain? Boleh aja, gak ada larangan, kok, asalkan orang yang kita kagumi tidak menyelisihi syariat, artinya dia tidak melakukan maksiat dan mengajak taat kepada Rabb semesta alam. Lo, kok gitu? Ya, harus donk, karena hidup kita ini bukan untuk mengejar dunia, melainkan memiliki dunia untuk mendapatkan akhirat. Jadi, apa yang kita lakukan di dunia seyogianya untuk mengejar akhirat.

Ini sebatas kagum, misalnya karena kesalehannya, ketaatannya, menjaga pergaulan, aktif berdakwah. Hanya kagum, bukan menjadikannya idola! Jadi, siapa donk, idola kita?

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam the True Idol

Sobat, kita adalah kaum muslim. Cukuplah Allah Subhanahu wa Taala sebagai Tuhan kita. Tuhan yang bukan hanya disembah dalam ibadah ritual, tetapi juga kita taati dalam segala hal.

Apa pun aktivitas kita adalah dalam rangka untuk menyembah, beribadah, dan menaati-Nya. Kita harus paham bahwa tugas sebagai manusia adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. So, tidak boleh ada ketaatan kepada makhluk ketika itu dalam rangka kemaksiatan. Catat!

Berbicara tentang idola, maka cukuplah Baginda Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wasallam sebagai idola dalam hidup kita. Kepoin deh, segala sesuatunya tentang beliau. Cintai dan teladani beliau, niscaya hidup kita akan mulia. Tidak hanya mulia di dunia, tetapi juga sampai di surga.

Ingatlah, satu-satunya manusia yang layak menjadi panutan kita adalah Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, Allah Subhanahu wa Taala langsung memerintahkan kita untuk menjadikan Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam sebagai suri teladan.

Beliaulah manusia pilihan, teladan terbaik sepanjang zaman, hadiah dari Allah Subhanahu wa Taala untuk kita. Lantas, mengapa kita mesti memilih selain Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam sebagai idola? Perbanyak istigfar, yuk, Sobat!

Kita memang tidak akan pernah bisa menjadi manusia sempurna. Akan tetapi, kita memiliki pilihan untuk terus berproses menjadi manusia yang baik di hadapan Allah Subhanahu wa Taala dan memantaskan diri menjadi penduduk surga.

So, mari bersiap pindah posisi, ya, Sobat. Idolakan sosok yang memang semestinya diidolakan. Jangan sampai salah pilih idola. Setuju, ya!

Dengan demikian, sungguh tak layak kita menjadikan para artis, apalagi orang-orang kafir sebagai idola, sebab kaum muslim telah memiliki idola terbaik, bahkan Allah Subhanahu wa Taala, Pemilik semesta mengabarkannya di dalam Al-Qur’an.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

”Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab: 21).

Lantas, idola seperti siapa lagi yang ingin kita cari? [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *