Iduladha, kok Beda, sih?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Novida Sari, S.Kom.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Hai, Guys. Sebentar lagi umat Islam sedunia bakal Iduladha, nih. Asyik, biasanya tiap-tiap rumah bakal ada olahan daging, nih. Ya, salah satu momen Iduladha memang berbagi. Semoga banyak yang dimampukan untuk berkurban tahun ini, ya. Akan tetapi, ada yang beda, nih, Guys. Itu, tuh, salat Iduladha Indonesia dengan Arab Saudi nggak sama.

Seperti yang dilansir dari khazanah.republika.co.id (8-7-2024), Arab Saudi bakalan Iduladha pada Ahad (16-6-2024). Ini lebih dahulu sehari dari Indonesia yang memutuskan Iduladha pada Senin, sehari setelahnya. Nah, lo, Guys. Kok, bisa beda, ya?

Karena Sekat Nasionalisme

Pemerintah Indonesia telah melakukan rukyat lokal. Berdasarkan pantauan dari 114 wilayah di Indonesia, yang mengatakan tinggi hilal pada Jumat (8-6-2024) itu berada di 7° 15,82 (7,26°) sampai 10° 41,09‘ (10,68°). Hasilnya memutuskan, Iduladha jatuh pada Senin (17-6-2024) mendatang.

Sementara, ya, Guys. Bicara tentang penetapan kapan Iduladha, ada dalil kuat yang disepakati oleh jumhur alias semua madzhab tanpa terkecuali. Salah satunya hadis dari Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali radiyallahu anhu, dia berkata,

“Sesungguhnya amir (wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata, “Rasulullah saw. mengamanatkan kepada kami untuk melakukan manasik haji berdasarkan rukyat. Jika kami tidak berhasil merukyat, tetapi ada dua saksi adil yang berhasil merukyat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadis no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Al Daruquthni berkata, ‘Hadis Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan sahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadis no 1629).

Jelas banget ya, Guys. Hadis ini menunjukkan penentuan hari Arafah juga hari pelaksanaan kegiatan ibadah manasik haji yang telah dilaksanakan pada waktu masih tegak Daulah Islamiah. Hal ini berdasarkan pada perintah Rasulullah saw. kepada amir (wali) Makkah guna menetapkan hari mulainya manasik haji berdasarkan rukyat.

Di samping itu, Rasulullah saw. juga telah menetapkan kalau pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, tawaf ifadlah, melempar jumrah) harus ditetapkan berdasarkan rukyat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan rukyat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau rukyat penduduk negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiah (Khil4f4h), penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum muslim, dalam hal ini menjadi wewenang penyelenggara haji. Iya, Guys, wewenang Arab Saudi.

Dalam kondisi demikian, seluruh kaum muslim di dunia wajib ber-Iduladha pada yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), Guys, yakni pada waktu para jemaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada 10 Zulhijjah. Bukan besok harinya seperti di Indonesia, ya, Guys.

Ambil Dalil Paling Kuat

Kaum muslimin harusnya mengambil dalil terkuat untuk pelaksanaan ibadah ini, bukan dengan rukyat hilal lokal dari wilayah selain Makkah, bukan pula dengan metode hisab. Akan tetapi, dengan rukyat hilal dari penyelenggara haji itu sendiri. Kalau semua negeri kaum muslim mengambil metode yang sama, insyaallah, nggak bakal ada kok yang beda. Kita bakal serempak melaksanakan Iduladha.

Apalagi nih, ya, Guys, terdapat larangan puasa yang harus dihindarkan, seperti dalil berikut,
“Sesungguhnya Rasulullah saw. telah melarang puasa pada hari Arafah, di Arafah.” (HR Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam sahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadis no 1709).

Lalu Imam Syafi’i menyebutkan, “Bagi yang bukan jemaah haji, disunnahkan untuk berpuasa pada hari Arafah (9 Zulhijjah).”

Kalau begini, penyatuan waktu Iduladha pada hari yang sama itu menjadi wajib ‘ain untuk seluruh kaum muslimin sedunia, Guys. Ini karena telah disyariatkan untuk berpuasa bagi selain jemaah haji pada hari Arafah dan hari Arafah itu pelaksanaannya di satu tempat, yakni di Makkah, berarti hari Arafah itu harusnya satu, Guys.

Butuh Khil4f4h

Pengabaian terhadap dalil terkuat untuk menentukan kapan Iduladha bisa jadi karena faktor fanatisme kedaerahan yang muncul akibat sekularisme. Pemisahan agama dari kehidupan, bahkan dari negara telah membuat kita menyelisihi dalil terkuat yang telah ditetapkan oleh Asy-Syari.

Iduladha yang identik dengan ibadah haji harusnya disesuaikan dengan tempat penyelenggaraan haji karena ini juga pendapat jumhur yang seharusnya kita ikuti. Di masa Rasulullah saw. hingga Kesultanan Ottoman terakhir, tidak pernah ada tertulis sejarah adanya perbedaan dalam perayaan Iduladha. Ini karena semua wilayah memiliki mafhum (pemikiran) yang sama, bagaimana penetapan kapan jatuhnya Iduladha.

Namun, sejak daulah runtuh dan wilayah kaum muslim terpecah menjadi sekat nasionalisme bangsa-bangsa yang kecil, sejak itulah metode selain rukyat lokal oleh amir Makkah muncul. Meskipun kekuasaan amir Makkah hari ini tidak dapat dipandang sebagai kekuasaan yang sah dari kacamata fikih daulah yang mengatur tentang kekhalifahan.

Oleh karena itu, peran kita sebagai pemuda nih, Guys, harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tata cara penentuan Iduladha agar sama alias nggak beda lagi. Hal ini akan jauh dan sulit dijangkau tanpa adanya Khil4f4h yang akan menyatukan kita. Se-urgen itu ternyata keberadaan institusi Khil4f4h. So, rapatkan barisan ‘tuk memperjuangkan bisyarah dari Rasulullah saw. ini. Yuk, Guys. Semoga Allah memudahkan kita dalam upaya menegakkannya. And keep spirit, ya[CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *