Gen Z Harus Melek Politik agar Tak Termakan Taktik

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Neti Ernawati
Ibu Rumah Tangga

Gen Z memerlukan bimbingan dan panduan dari sistem sahih. Sistem tersebut hanya dapat terwujud melalui negara dengan penerapan Islam secara kafah. Gen Z juga harus memahami bahwa penguasa bukan untuk menetapkan hukum, tetapi sebagai wakil umat dalam menjalankan hukum Islam.

CemerlangMedia.Com — Menyongsong pilkada yang akan dilaksanakan serentak pada 27 November 2024, KPU Provinsi Jateng mengelar Goes To Campus yang berlangsung di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubiyango Misman Unsoed pada Sabtu (9-11-2024). Acara ini digelar guna mengajak pemilih pemula dan generasi muda untuk mempergunakan hak pilihnya. Acara lain juga digelar untuk menarik perhatian mahasiswa, di antaranya dengan mengelar sosialisasi Pilkada Serentak 2024 (rri.co.id, 09-11-2024).

Gen Z Potensial Mendongkrak Perolehan Suara

Generasi Z yang biasa disebut dengan Gen Z merupakan generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012. Dilihat dari usianya, jelas sekali bahwa Gen Z adalah generasi paling muda yang saat ini ikut terjun dalam dunia pemilu. Jumlah Gen Z yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) ada sebanyak 22,85% dari keseluruhan pemilih atau sekitar 46.800.161 dari total 204.807.222 yang terdaftar sebagai pemilih tetap.

Dilihat dari persentase tersebut, dapat dipastikan bahwa suara Gen Z sangat berpengaruh pada hasil perolehan pemilu. Sayangnya, Gen Z tanpa pengetahuan politik serta pengetahuan tentang tata aturan yang sahih akan tersesat dan hanya dijadikan tumbal praktik demokrasi. Pasalnya, potensi suara yang besar dan nol pengalaman politik menyebabkan banyak tokoh yang kemudian memiliki kecenderungan melirik Gen Z sebagai mangsa dibanding generasi sebelumnya.

Politik Demokratik Penuh Taktik dan Praktik Licik

Menjelang Pilkada 2024, Gen Z kembali menjadi incaran. Potensi suara Gen Z yang besar membuat calon kepala daerah mencoba mendulang suara dengan berbagai cara, mulai dari memberikan tawaran menarik hingga menjanjikan kehidupan yang lebih baik dalam kepemimpinan mereka.

Gen Z yang merupakan generasi muda dan pemula memiliki nol pengalaman dan pertimbangan. Banyak di antara mereka yang cenderung mengikuti apa dan siapa saja yang sedang tren. Banyaknya iklan di media sosial maupun interaksi publik dari tokoh politik akan mampu dengan mudah memengaruhi pandangan Gen Z.

Berbeda dengan generasi yang lebih tua dan sudah memiliki pengalaman. Generasi tua telah cukup memiliki pertimbangan, bahkan ada yang sudah lelah menjadi korban janji palsu elite politik. Mereka cukup sulit dirangkul dengan janji saja dan acap kali harus menggunakan materi (sogokan) sebagai pelicinnya.

Realitas bahwa politik demokrasi yang bertahun-tahun dijalankan sarat dengan praktik kotor dan tidak menghasilkan perbaikan kehidupan. Hal ini telah menjadi bukti bahwa demokrasi adalah sebuah sistem yang rusak dan wajar ditinggalkan. Gen Z harus sadar bahwa dalam sistem demokrasi, yang bernilai dari diri Gen Z adalah suaranya dalam pilkada.

Bagai kacang lupa kulitnya, para pemilih, termasuk juga Gen Z yang ikut menggunakan hak pilihnya akan dilupakan setelah kontestasi pilkada berakhir. Nasib mereka tidak berubah, tetap sama seperti sebelumnya, sedangkan para tokoh politik banyak yang lupa pada janji kampanyenya. Mereka mulai bermanuver, bergerak, merancang tata kelola pemerintahan sekehendaknya. Bahkan, tidak sedikit di antaranya, baik tokoh yang menang maupun kalah justru kemudian berdamai dan saling berbagi kekuasaan.

Dalam negara sekuler demokrasi kapitalisme, Gen Z pun hanya dipandang sebagai aset ekonomi dan ladang keuntungan. Mirisnya, banyak dari Gen Z yang tidak menyadari keadaan ini. Masih banyak yang menganggap kehidupan negara saat ini baik-baik saja dan mereka yang tidak setuju dengan sistem hari ini dianggap pula ‘barisan sakit hati’.

Gen Z Harus Melek Politik

Sudah bukan rahasia lagi, politik demokrasi yang ada saat ini tidak mampu memberikan kemajuan yang berarti. Gen Z sebagai generasi penerus bangsa memiliki kewajiban besar membenahi seluruh aspek kehidupan yang saat ini telah mengalami banyak ketidakberesan. Untuk itu, Gen Z harus mulai memiliki pandangan agar dapat menangkap situasi dengan cepat dan memaknai keadaan dengan benar. Oleh karenanya, Gen Z memerlukan pegangan tata aturan yang sahih agar dapat menilai segala situasi dengan benar.

Gen Z harus kembali diajak untuk berpikir tentang hakikat kehidupan. Dari mana, untuk apa, dan ke mana tempat yang dituju manusia setelah kematian. Kesadaran ini harus dibangun agar mereka memiliki keimanan dan mau mengikuti tuntunan sahih sesuai ajaran Islam. Hanya dengan Islamlah kesejahteraan, kedamaian, juga keadilan akan mampu terwujud. Tidak hanya untuk umat muslim saja, tetapi bagi seluruh umat di dunia.

Oleh karena itu, Gen Z memerlukan bimbingan dan panduan dari sistem yang menjalankan tatanan sahih. Sistem tersebut hanya dapat terwujud melalui negara dengan penerapan Islam secara kafah. Mereka harus memahami pula bahwa penguasa bukan untuk menetapkan hukum, tetapi sebagai wakil umat dalam menjalankan hukum Islam.

Dengan demikian, tidak akan ada lagi pemimpin yang memanfaatkan rakyatnya guna mendongkrak kemenangan dalam pilkada. Sudah saatnya Gen Z memutar haluan untuk ikut memperjuangkan tegaknya Islam secara kafah dalam bingkai Khil4f4h. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *