Individualisme Menjangkiti, Islam Solusinya

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Rina Rizkiana, S.Pd.
(Kontributor CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Tetangga merupakan orang terdekat bagi setiap orang yang memilih tinggal di sebuah perumahan ataupun di pedesaan. Kepedulian antara satu dengan yang lain merupakan suatu hal yang penting untuk dipastikan agar terjadi harmonisasi di antara masyarakat. Namun, sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki kepedulian antara satu dengan yang lainnya. Ketidakpedulian tersebut akhirnya berakibat fatal, seperti tidak diketahuinya tetangga yang terkena musibah, sakit, atau bahkan meninggal dunia. Akankah individualisme di benak masyarakat dapat diselesaikan?

Sungguh miris, jasad seorang anak laki-laki berinisial DAE (38) dan ibunya berinisial GAH (68) ditemukan telah membusuk di rumah mereka, Perumahan Bukit Cinere, Depok (kompas.com, 08-09-2023). Hal serupa juga terjadi di Kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, yakni ditemukan mayat laki-laki yang sudah membusuk di rumahnya. Menurut keterangan warga setempat dan tetangga, mayat dengan inisial W (43) sudah lama tinggal di komplek tersebut karena merupakan rumah orang tuanya (Kompas.com, 11-5-2023).

Hari ini, tetangga yang peduli dianggap aneh dan mendapatkan tanggapan yang kurang baik. Padahal bertetangga merupakan sesuatu yang penting demi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Membudayanya sikap apatis, individualisme dari masyarakat mengakibatkan seseorang cenderung tidak saling peduli satu sama lain.

Apa yang Salah?

Sikap tak acuh dari tetangga mulai dari menyuarakan musik dengan suara nyaring, gaya hidup hedonis, tidak saling membantu satu dengan yang lain menjadikan suasana makin jauh dari keharmonisan. Ditambah lagi tidak adanya sikap saling mengingatkan di antara tetangga makin menguatkan sikap apatis serta individualis.

Setiap manusia berharap mendapatkan tempat tinggal yang layak dan tetangga yang baik, tetapi hari ini sangatlah langka. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena kehidupan yang diciptakan hari ini senantiasa menerapkan nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam. Individualisme dianggap hal lumrah, hedonisme tidak menjadi masalah dan kerap menjadikan asas manfaat sebagai standar dalam perbuatan.

Semua ini terjadi karena manusia diatur menggunakan aturan buatan manusia. Sekularisme menyebabkan masyarakat menjauhkan diri dari agama dan tidak membolehkan aktivitas dengan mengedepankan agama. Oleh karenanya, masyarakat tidak peduli, sebaliknya justru khawatir akan merugikan sehingga keharmonisan bertetangga sulit didapatkan.

Negara yang seharusnya berperan dalam keberlangsungan hidup masyarakat dan interaksi di dalamnya, justru terlihat abai. Negara tidak menjalankan fungsinya sebagai pengurus dan pelindung sehingga masyarakat terabaikan, padahal masyarakat perlu untuk diarahkan dan diatur. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh aturan yang diterapkan, yaitu sekularisme dalam sistem kapitalisme yang mengedepankan materi atau keuntungan. Masyarakat sibuk bekerja sehingga kehidupan bertetangga tidak berjalan dengan baik.

Bagaimana Islam memandang?

Islam merupakan seperangkat aturan yang paripurna dan menyeluruh. Dalam hal bertetangga, Islam memandang bahwa tetangga harus memiliki sikap yang baik dan tidak menzalimi apalagi saling tak acuh. Selain itu, Islam melarang untuk melakukan tindakan yang dapat menimbulkan perselisihan mulai dari menipu, menggelar acara dengan menggunakan jalan milik umum, polusi suara bahkan sampai fenomena perselingkuhan antar tetangga yang kerap terjadi dalam kehidupan sekularisme hari ini.

Tidak bisa dimungkiri bahwa perilaku buruk dari tetangga akan menyebabkan permasalahan yang kompleks. Abdullah bin Mas’ud pernah berkata bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik atau buruk?” lalu Rasul saw. bersabda, “ Jika engkau mendengar tetanggamu mengatakan engkau telah berbuat baik, berarti engkau telah berbuat baik dan jika engkau mendengar mereka mengatakan engkau berbuat buruk, maka berarti engkau telah berbuat buruk.” (HR Ahmad).

Rasulullah saw. pun mengingatkan agar para wanita muslimah menghormati pemberian tetangga. Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw. pernah bersabda, “Wahai para wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun kikil (kaki) kambing.” (HR Bukhari dan Muslim).

Untuk itu Islam harus diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan sehingga manusia dididik dengan pemahaman Islam, bergaul dengan pergaulan Islam, dan memahami bahwa kehidupan ini bukan tempat mencari kesenangan dunia.

Agar terhindar dari sikap individualisme, maka masyarakat haruslah bertakwa kepada Allah, melalui ketakwaan inilah akan melahirkan masyarakat yang saling peduli satu dengan yang lain serta saling mengingatkan untuk terus dalam koridor Islam. Untuk itu perlu sistem yang mengontrol dan mengatur agar semua elemen bisa menjalankan kehidupan dengan baik sesuai tuntunan Islam sehingga akan meminimalkan bahkan menghilangkan kasus yang terjadi semisal penemuan mayat yang membusuk dan sisa tengkorak saja. Semua ini hanya bisa dilaksanakan oleh negara yang menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Negara juga harus menerapkan sistem sanksi atas pelanggaran yang ada di masyarakat, mengedukasi masyarakat dengan menerapkan sistem pendidikan yang sesuai tuntunan Rasulullah dan memberikan pelayanan yang baik. Masyarakat yang paham dan taat akan mengikuti setiap aturan, tetapi yang abai dengan aturan Islam akan mendapatkan sanksi dan teguran sehingga negara aman, tenteram, dan jauh dari keburukan. Sudah saatnya kembali kepada Islam agar kehidupan kita diberkahi Allah. Islam akan menjadi peradaban mulia apabila umatnya memuliakan Islam. Wallahu a’lam bisshawwab. [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *